Sunday 2 July 2017

Fitur Penarik Pesan di WhatsApp Segera Hadir?


Fitur penarikan pesan yang sudah terlanjur dikirim tampaknya bakal segera hadir di WhatsApp. Hal itu diketahui dari laman dukungan WhatsApp yang secara tidak sengaja terunggah.

Instruksi cara menggunakan fitur tersebut kemudian dihapus, tidak lama setelah live di laman dukungan resmi milik WhatsApp.

Menurut laman dukungan yang sempat terbaca, pengguna bisa menarik kembali pesan yang tidak sengaja terkirim. Akan tetapi, fitur tersebut hanya bisa digunakan dalam kurun waktu lima menit setelah pesan terkirim.

Pengguna bisa menarik kembali pesan terkirim sebelum periode waktu lima menit itu berakhir. Namun, apabila terlambat, maka pesan akan tetap terkirim.

Ada dua pilihan penarikan pesan yang dilakukan, yakni "edit" atau menyunting kembali pesan terkirim dan "revoke" alias menarik kembali pesan secara keseluruhan.

Nantinya, si penerima pesan bakal mendapatkan notifikasi yang menyatakan bahwa pesan tersebut sudah ditarik kembali, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Daily Sabah, Kamis (29/6/2017).

Tanda-tanda kehadiran fitur itu sendiri sebenarnya sudah terendus sejak beberapa bulan lalu. Fitur tersebut sudah diujicoba lewat versi beta dari WhatsApp.

Fitur penarikan pesan ini sendiri dikatakan sudah sangat ditunggu-tunggu oleh para pengguna layanan pesan singkat tersebut. Saat ini,WhatsApp diketahui digunakan oleh lebih dari 1,2 miliar pengguna

Hasil Uji Coba Pesawat Penyebar Internet Milik Facebook


Uji kedua dari pesawat nirawak untuk memancarkan akses internet ke bagian-bagian terpencil dari planet ini berhasil dilaksanakan oleh Facebook.

Facebook Inc. menyatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan uji kedua dari pesawat nirawak yang dirancang untuk suatu hari memancarkan akses internet ke bagian-bagian terpencil dari planet ini, dan berbeda dengan uji pertama, saat ini drone tersebut berhasil mendarat dengan baik.

Facebook berencana untuk mengembangkan armada drone bertenaga surya yang dapat terbang berbulan-bulan dalam sekali lepas landas, mampu berkomunikasi antar- drone lewat sinar laser, dan memperluas konektivitas internet ke daratan di bawahnya.

Perusahaan menyebutkan uji pertamanya pada bulan Juni 2016 merupakan sebuah keberhasilan setelah terbang di gurun Arizona selama 1 jam 36 menit, tiga kali lebih lama dibandingkan apa yang direncanakan sebelumnya.

Namun, Facebook mengatakan pesawat nirawak tersebut juga jatuh beberapa saat sebelum mendarat dan menderita kerusakan di sayapnya.

Uji kedua diselenggarakan pada tanggal 22 Mei, Martin Luis Gomez, direktur sarana aeronautikal Facebook mengatakan dalam sebuah postingan di blog.

Pesawat tersebut terbang selama 1 jam 46 menit sebelum mendarat dekat Yuma, Arizona, dengan hanya “sedikit kerusakan kecil yang dapat dengan mudah diperbaiki,” ujarnya.

Para insinyur di Facebook telah menambahkan “spoiler” pada sayap pesawat untuk meningkatkan gaya hambat dan mengurangi daya angkat saat bersiap untuk melakukan pendaratan, ujar Gomez.

DNS Mampet, Internet Sedunia Bisa Tumbang


 Internet merupakan jaringan komputer yang maha rumit berisi jutaan server dan miliaran perangkat. Meski sangat kompleks, internet beroperasi dengan lancar, seakan-akan tanpa "dirigen".

Internet bisa berjalan lancar tak lain karena sebuah sistem bernama Domain Name System ( DNS).

DNS bisa diibaratkan “buku telepon” internet. Isinya alamat IP dalam bentuk angka untuk situs-situs web. Ketika pengguna internet mengetik URL, semisal UCI News Indonesia, maka komputer akan mengontak server DNS untuk mengetahui alamat IP situs dimaksud.

Dalam hal ini alamat IP situs Kompas.com adalah 202.61.113.35. Begitu alamat IP diketahui dari server DNS, komputer pun bisa menuju dan membuka situs yang bersangkutan.

Tanpa DNS, pengguna hanya bisa mengunjungi situs dengan mengetikkan alamat IP berupa rangkaian nomor yang sukar diingat itu secara langsung di kolom browser.
Informasi DNS tersimpan dalam rangkaian server internet yang menghubungkan pengguna dengan server situs online tujuan. Cara kerjanya berantai berdasarkan urutan.

Pertama-tama, komputer pengguna akan mengontak server DNS milik penyedia layanan internet (ISP). Kalau DNS di server ISP memiliki alamat IP situs dimaksud, komputer pengguna bisa langsung diarahkan ke tujuan.

Namun kalau tidak, maka server ISP akan "bertanya" ke server Root Zone Server yang menyimpan informasi DNS pengelola Top Level Domain (TLD) di seluruh dunia, misalnya .com, .org, .net, dan lain sebagainya.

Dari Root Zone Server, barulah traffic dialihkan ke server pengelola TLD, lalu second-level domain yang akhirnya memberikan alamat IP situs dimaksud ke komputer pengguna. Semua proses penelusuran hierarki DNS ini diselesaikan dalam waktu hanya sepersekian detik. Ilustrasinya dapat dilihat di laman berikut.
Masing-masing tahapan (zona) dalam hierarki itu memiliki pengelola berbeda. TLD komersial .com dan .net, misalnya, dikelola oleh Verisign, sementara TLD .id di Indonesia oleh PANDI.

Beberapa waktu lalu, server Dyn sempat tumbang yang berakibat pada putusnya salah satu mata rantai sistem DNS ini sehingga berakibat pengguna internet di sebagian wilayah dunia tak bisa mengakses sejumlah situs dan layanan online. Dyn sendiri hanyalah salah satu provider DNS yang tersebar di seluruh dunia.

Alamat palsu
Pendek kata, DNS adalah "buku telepon" internet disusun berdasarkan hierarki, dengan Root Zone di urutan teratas daftar alamat. Sistem ini memiliki kelemahan karena berbasis "saling percaya". Komputer akan percaya begitu saja dengan alamat yang diberikan oleh server DNS tanpa verifikasi.

Akibatnya, bisa muncul kejadian DNS spoofing atau DNS cache poisoning, di mana server DNS dipaksa memberikan alamat IP palsu menuju situs berbahaya yang sengaja dibuat oleh hacker.

Untuk mengatasi ancaman tersebut, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) selaku penanggung jawab DNS Root Zone pada 2010 mulai menerapkan protokol bernama DNS Security Extensions (DNSSEC).

DNSSEC menambahkan fitur keamanan berupa otentikasi alamat DNS, untuk memastikan bahwa informasi yang diteruskan ke pengguna internet merupakan alamat asli, bukan alamat palsu yang dibuat oleh pihak tak bertanggung jawab.
Caranya adalah dengan membubuhkan digital signature berupa "kunci" kriptografis ke rekaman alamat yang berada di semua server DNS. Otentikasi DNSSEC dilakukan secara bertahap sesuai urutan hierarki.
Berbeda dari protokol HTTPS yang mengenkripsi traffic supaya tak bisa diendus pihak lain, DNSSEC ibarat menandai keaslian buku telepon internet untuk memastikan informasi di dalamnya memang benar.

Berbekal referensi digital signature tadi, server Root Zone akan memastikan keotentikan data dari TLD (.com, .net, dsb), lalu server TLD akan memastikan keotentikan data dari server second-level domain, dan seterusnya.

Apabila dalam mata rantai DNS terdeteksi ada data yang tidak otentik, maka trafik pengguna akan disetop, alih-alih dilarikan ke situs yang tidak jelas asal muasalnya sehingga terhindar dari bahaya.

Lalu, siapa melakukan otentikasi Root Zone yang berada di tingkat paling atas? Di sinilah letak "masterkey" yang menjadi kunci utama dalam sistem keamanan DNSSEC. Kunci penanda utama yang disebut Root Zone Key Signing Key (KSK) ini dipakai untuk menandai keaslian alamat yang tersimpan di DNS Root Zone.

14 juru kunci
Root Zone Key Signing Key memiliki peranan yang luar biasa besar di jaringan internet dunia. Dalam sebuah wawancara, Vice President Research ICANN, Matt Larson, pernah mengatakan bahwa pemilik kunci penanda tersebut bisa menguasai sebagian lalu lintas trafficinternet yang menggunakan DNSSEC dengan membuat alamat palsu yang ditandai sebagai asli.

Lantaran inilah, agar netral dan bisa dipercaya oleh publik, KSK tidak bisa dipegang oleh satu individu atau institusi tertentu.

Proses otentikasi dan penciptaan KSK dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, lantas diberikan ke 14 orang sukarelawan dari beberapa negara yang tergabung dalam Trusted Community Representatives (TCR).

Para anggota TCR "juru kunci" ini adalah bagian dari komunitas DNS di negara masing-masing yang tidak terafiliasi dengan ICANN, VeriSign, ataupun Departemen Perdagangan Amerika Serikat selaku tiga pengelola DNS Root Zone.

KSK divalidasi dalam "upacara" khusus bernama Root Signing Ceremony yang digelar tiap tahun oleh ICANN bersama para sukarelawan yang disebut sebagai "Crypto Officer". Setidaknya tiga orang Crypto Officer mesti menghadiri tiap upacara yang turut diawasi oleh saksi.

Karena peranan KSK yang sangat genting, upacara digelar dengan pengamanan yang sangat tinggi di dua fasilitas data center berbeda, yakni di El Segundo, California, dan Culpeper, Virginia. Keduanya berada di Amerika Serikat.
Upacara berlangsung rumit dan melibatkan aneka mekanisme pengamanan seperti pemindai retina. Di dalam rungan upacara terdapat dua lemari besi berisi kunci elektronik untuk mengakses hardware yang bakal memperbarui dan memvalidasi kunci KSK baru dalam setiap upacara.

Masing-masing Crypto Officer dan pihak lain yang terlibat hanya bisa melakukan bagian tertentu. Upacara hanya bisa dilangsungkan apabila pihak-pihak yang diperlukan hadir untuk menyelesaikan semua langkahnya.

Begitu KSK selesai diperbarui, kunci lama akan di non-aktifkan dan kunci baru didistribusikan ke DNS di seluruh dunia untuk dipakai sebagai penanda keaslian Root Zone. KSK mesti diperbarui secara reguler untuk menjaga keamanannya, sama seperti password yang harus diganti secara rutin.

Upacara Root Signing Ceremony berikutnya dijadwalkan digelar pada minggu ini, tanggal 27 Oktober. ICANN selalu menyiarkan proses upacara secara langsung via live streaming di internet. Naskah untuk tiap upacara juga dipublikasikan sebelum hari H supaya tiap pihak bisa menyadari apabila terjadi penyimpangan.
Proses berkumpulnya para juru kunci ini bisa disimak di tayangan di bawah, dalam rekaman upacara pertama yang digelar pada 2010, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Minggu (2/7/2017).

Dijual 7 Juli, Ini Nama Resmi Galaxy Note 7 Rekondisi


Samsung sedang bersiap menjual Galaxy Note 7 pada pekan ini, tepatnya 7 Juli mendatang di Korea Selatan. Seperti yang dirumorkan sebelumnya, perangkat tersebut bakal dinamai sebagai “Galaxy Note Fan Edition”.

Sebanyak 400.000 unit Galaxy Note disiapkan untuk penjualan di Negeri Ginseng. Harga tiap unit kabarnya dipatok sebesar 699.000 won atau Rp 8 juta,
Kalau benar, maka banderol Galaxy Note Fan Edition sekitar 40 persen lebih murah dibanding harga ritel Galaxy Note 7 tahun lalu sebelum ditarik dari pasaran.

Galaxy Note 7 ketika itu terpaksa di-recall oleh Samsung lantaran rawan terbakar gara-gara bermasalah di unit baterainya.

Samsung mengatakan Galaxy Note Fan Edition terbuat dari komponen-komponen Galaxy Note 7 yang “belum dibuka” dan “belum dipakai”.  Langkah daur ulang ini ditempuh untuk mengurangi jumlah sampah elektronik akibat recall Galaxy Note 7.
Informasi yang dirangkum KompasTekno dari Android Central, Senin (3/7/2017) menyebutkan bahwa Galaxy Note Fan Edition bakal memiliki tampang yang identik dengan Galaxy Note 7.

Hanya saja, di bagian depan perangkat tidak ada brand “Samsung”. Di punggungnya tertera tulisan “Galaxy Note Fan Edition”.

Seperti Galaxy Note 7, Galaxy Note Fan Edition anti air dan debu dengan sertifikasi IP68. Spesifikasi keduanya pun hampir sama. Perbedaannya terletak pada kapasitas baterai yang dikurangi dari 3.500 mAh menjadi 3.200 mAh pada Galaxy Note Fan Edition untuk memastikan keamanan.

Belum ada informasi apakah Galaxy Note Fan Edition juga akan dijual di negara lain di luar Korea Selatan atau tidak.

"Xiaomi Riva" Ponsel Murah Baru Penerus Redmi 4A?


Smartphone dengan kode nama “Xiaomi Riva” muncul di situs benchmark Geekbench. Dari spesifikasinya, ponsel itu digadang-gadang sebagai seri Redmi teranyar yang menyasar segmenentry-level.

Xiaomi Riva dipersenjatai prosesor quad-core dengan kecepatan 1.4 GHz, digadang-gadang adalah Snapdragon 425 atau 427, sebagaimana dilaporkan Gizmochina , Senin (3/7/2017).

Menurut selentingan kabar, Xiaomi Riva bakal menjadi penerus Redmi 4A yang dirilis pada awal tahun ini. Meski demikian, skor benchmarkXiaomi Riva ternyata lebih rendah ketimbang Redmi 4A.

Untuk pengujian single-core, Xiaomi Riva menghimpun skor 560, sementara Redmi 4A 670. Untuk uji multi-core, Xiaomi Riva hanya memiliki skor 916 sedangkan Redmi 4A lebih tinggi, yakni 1735.


Jika bukan penerus Redmi 4A, Xiaomi Riva bisa jadi merupakan varian lain dari Redmi 4A yang bakal dihargai lebih murah. Untuk ini, belum ada pernyataan resmi dari Xiaomi.

Selain prosesor, spesifikasi Xiaomi Riva yang bisa diketahui dari pengujian Geekbench adalah RAM berkapasitas 3GB. Sistem operasinya berjalan pada Android Nougat 7.1.2.

Xiaomi agaknya bakal merilis beberapa lini baru dalam waktu dekat. Sebelum kemunculan Xiaomi Riva di Geekbench, sudah lebih dulu muncul ponsel dengan nama kode Xiaomi Jason.

Ponsel itu lebih tangguh dengan prosesor Snapdragon 660. Kabar yang beredar menyebut Xiaomi Jason akan dirilis sebagai Xiaomi Mi 6X yakni varian kelas menengah dari Mi 6.

Lagi-lagi informasi ini baru berupa prediksi yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Belum jelas kapan Xiaomi Riva maupun Jason akan diperkenalkan secara resmi ke publik. Kita tunggu saja.

Sebelum Ke Eropa, Raffi Ahmad Kunjungi Makam Olga Syahputra

Selain untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara, momen libur Hari Raya biasanya juga dimanfaatkan untuk berlibur. Seperti halnya Raffi Ahmad dan keluarganya yang memutuskan untuk liburan ke beberapa negara di Eropa.
Sebelum menikmati negara-negara indah di Benua Biru, Raffi melakukan banyak persiapan. Tapi tak hanya soal baju atau paspor, melainkan juga mengunjungi makam dua sahabatnya yang telah berpulang, Olga Syahputra.
"Pasti setiap tahun nyempatin datang ke makam Olga. Puasa, terus sesudah lebaran pasti saya nyempatin datang. Iya, entar malam kita sudah pergi," ungkap Raffi saat ditemui di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (27/6).

Raffi menyempatkan berziarah ke makam Olga di tengah-tengah jadwalnya yang padat. Padahal Raffi dan keluarga baru saja tiba dari Bandung. Karena alasan itu juga, ia tak mengajak Rafathar pada kesempatan itu.
Olga sendiri meninggal 2 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 Maret 2015. Meski sudah 2 tahun lebih, namun Raffi masih merasa sedih dan selalu mengingat sahabatnya itu.
"Pasti masih merasa sedih. Kehilangan, pasti juga masih ngerasa sedih juga. Ya, sampai sekarang Olga masih ada aja di hati kita. Sosok Olga gak bisa diomongin, pasti banyak karena kita berteman dan berkawan, kerja barengnya bertahun-tahun. Pas Olga nggak ada juga pas aku lagi umroh lagi. Aku langsung umrohin Olganya juga. Kan ada keluarganya, aku juga belom sempet ke keluarganya," pungkasnya.


Untuk Yang Pertama Kalinya, Raffi Ahmad Kunjungi Makam Jupe


 Raffi Ahmad dikenal sebagai salah satu presenter dengan jam terbang tinggi. Setiap hari pria 30 tahun itu banting tulang demi keluarga, bekerja mengisi acara on air maupun off air, maupun mengurusi bisnis-bisnis yang ia jalani.
Tak heran jika Raffi benar-benar memanfaatkan libur lebaran kali ini sebaik mungkin. Tak hanya memanfaatkannya dengan berlibur mengunjungi sanak saudara, serta mengunjungi makam dua sahabatnya, Olga Syahputra dan Julia Perez.
Kunjungan Raffi ke makam Jupe merupakan untuk yang pertama kalinya. Ya, sejak Jupe meninggal pada 10 Juni kemarin, Raffi memang belum berziarah ke makam sahabatnya itu.
"Tadi sempat ke makam Jupe juga, nggak sengaja ketemu sama ibu dan bapaknya. Tadi cuma berdoa. Aku juga baru tadi lihat makamnya. Kita semua pasti juga, tinggal nunggu waktu," kata Raffi saat ditemui di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (27/6).
Setelah ke makam Jupe, Raffi kemudian lanjut ke makam Olga. Setelah itu, suami Nagita Slavina itu pulang dan bersiap-siap, karena ia dan keluarga akan berlibur ke Eropa.
"Jupe juga rame tadi. Banyak yang dateng. Alhamdulillah lah kuburan sahabat ramai. Kenangannya banyak, pas umroh bawain air buat Jupe karena jupe mau air zam-zam. Bentar lagi pulang. Mau siap-siap (buat ke Eropa). Doain sama-sama buat Olga. Sampai Olga gak ada orang-orang tetap mengenang baiknya," pungkasnya.